Tiga
tahun lalu mereka datang, sekelompok anak-anak yang memiliki harapan menjulang,
setiap sosoknya membersitkan langkah yang begitu tegar. Mereka adalah anak-anak
kelas XII IPA SMA Negeri 4 Jambi.
Mereka
adalah anak anak yang saat ini berada dihadapanku, anak-anak yang pintar meski terkadang nakal ... yang sebentar lagi
akan meninggalkanku, meningggal kenangan yang tlah lama terukir, ..... entah
untuk berapa lama, yang kutahu mereka kini tidak akan bisa lagi berkumpul dan
bercanda seperti dulu lagi disini.... di “rumah yang nyaman ..... rumah yang
penuh dengan sejuta kenangan.
Suatu
malam ... saya bersujud dengan khusuk dalam balutan malam yang dingin ...
rintik hujan sesekali terdengar jelas, semakin menambah kebekuan dimalam itu
... dalam sujudku aku memohon padamu ya Allah ... ya Allah jangan biarkan
mereka pergi tanpa arah yang jelas ... ya Allah tunjukanlah jalan terang buat
mereka .... jalan yang akan membawa mereka senantiasa dalam ridhomu ya Rabb.
Dan
malam semakin larut .... aku terlelap dalam mimipi ... desir angin malam itu
membantah kebekuan hati yang sedang gundah... gundah akan kehilangan anak anak yang ayah sayangi ..... anak anak
yang ayah banggakan, semoga mereka tetap menjadi anak anak ayah yang membanggakan.
Dalam
mimpi itu ... aku melihat mereka diatas sebuah biduk ditengah lautan yang
membiru, luas dan penuh ombak .....
dengan jelas mereka melambaikan tangan .... dan sayup sayup kudengar kata-kata
sendu dari bibirnya ... dengan suara parau mereka mengatakan ..... selamat
tinggal ayah ... selamat tinggal ayah. Sambil gontai akupun membalas lambaian
tangan mereka, seraya kuucapkan ...
selamat tinggal anaku ... selamat tinggal anaku . Tak terasa butiran bening air
mataku menetes penuh rindu ....
Semakin
lama lambaian tangan meraka semakin tak terlihat .... begitu juga dengan biduk
yang mereka tumpangi ... entah mereka pergi ke mana .. namun yang pasti mereka
telah meninggalkan “ayah” sendirian .... dan tak akan kembali lagi ...di rumah
ini, di rumah yang penuh dengan sejuta kenangan.
Anaku
....
Tak
terasa... hari ini ... kita telah berada pada sebuah lorong waktu yang membawa
kita dipenghujung masa .... setelah sekian lama kita dipertemukan dalam suasana
yang penuh kebersamaan dan kekeluargaan. Masa dimana kita semua harus merelakan
bahwa yang pasti Tuhan akan memisahkan kita untuk satu tujuan, mencari jati
diri dari sekedar abu-abu putih.
Menjelang
senja ... mimipiku masih saja terbuai
oleh kenangan bersama mereka, saat dimana kita masih saling berbagi rasa ... berbagi cerita.
Semakin kucoba untuk menepisnya semakin kurasa kerinduan itu menerpa anganku.
Senandung
adzan subuh membangunkanku dari mimpi itu. Dan akupun tertunduk lesu dalam
balutan rindu.
Anaku
...
ayah akan tetap melukis
mimpi itu walau gelap ....
ayah kan tetap melangkah
walau lelah.
Ayah kan tetap mendoa
meski hampa
Dan ayah kan tetap
mengingatmu walau jauh
Anaku
.... waktu akan terus berputar, dan suatu saat sampailah kita pada satu titik
..... titik yang mungkin sangat mengharukan dan bahkan mungkin terbesit
keinginan untuk tidak pernah mengalaminya … Suatu moment yang mungkin akan
menyesakkan dada dan ada tetesan air mata.
Anaku ….. biarkan butiran air mata ini jatuh
sesukanya, biarkan dia mengalir, mengucap kata seindah-indahnya. Biarkan dia
menemani kita di hari ini. Biarkan…..Karena dia
memang hadir untuk ini .... untuk sebuah perpisahan.
Namun,
meski diantara kalian terpisah oleh jarak dan waktu ..... masih ada satu
pengikat diantara kita .... Pengikat
yang akan terus mengikatkan ikatan hati dan mengeratkan tali persaudaraan kita agar
terasa lebih ringan langkah kedepan.
Anaku ….. selamat melanjutkan langkahmu, selamat
berjumpa lagi di tangga kesuksesan, dalam senyum yang lebih indah. Anaku …..
segala rindu yang akan muncul,
segala nafas yang akan berhembus, segala harapan yang akan kita raih, segala
langkah yang akan kita ayunkan, yakinlah disana ada pintu sukses, dan masuklah
ke pintu itu.
Perkuat langkahmu anaku ….. yakinkan diri
dan hatimu, hari esok pasti lebih cerah, hari esok adalah harapan yang harus diraih. Pandang
senyumannya yang lebar, tatap wajahnya yang ceria, hari esok adalah bahagia.
Tidak usah terlalu bersedih, anaku ….. berbahagialah,
karena kalian akan menemukan suasana
yang baru, bukan disini lagi, tapi disana, disebuah tempat yang kelak akan
menjadikan kalian orang orang hebat. Cukuplah setiap kenangan yang telah kalian
tanam, akan menjadi kenangan yang tumbuh subur, menyemaikan benih-benih sukses
diantara kalian. Karena kita tak harus disini, kalian tak harus selalu bersama,
kalian harus melanjutkan langkah ini, mungkin ke tempat yang lain, yang siap
untuk kalian tapaki.
Hari ini, jiwa dan naluri kita kembali terluka atas
perpisahan raga. Namun percayalah anaku ….. hati kita akan selalu terikat. Jalinan ukhuwahnya akan
semakin erat, semakin jauh ragamu melangkah, semakin hatimu mendekat.
Tak ada kata yang pantas terucap anaku ….. hanya derai
bening yang selalu bertaburan, mengucap selamat jalan, silakan lanjutkan
perjuanganmu ke arah yang lain, ditempat yang baru, yang akan menjadi jarak
pertemuan kita.
Perpisahan itu akan selalu ada, karena kita pernah
berjumpa, bersama, dalam canda tawa dan bahagia. Setiap tetes
airmata yang tertumpah di hari ini, akan menjadi saksi atas
jalinan ukhuwah yang selama ini kita simpul seerat-eratnya.
Jika suatu saat kalian datang disini ayah berharap
kalian bisa singgah ke” rumah” ini, rumah yang dulu pernah kalian tempati
bersama ayah, dan kelak ayah ingin melihatmu seperti ketika
engkau dalam dekapanku
Akhirnya
di penghujung perjumpaan ini atas nama pribadi dan guru fisika bapak
menyampaikan permohonan maaf apa bila dalam kebersamaan diantara kita terdapat
kilaf dan dosa, dan semoga kebersamaan ini tetap terajut utuh tuk mecari makna hidup yang lebih luas.
Diakhir
catatan ini ayah ingin melantunkan sekilas lagu
Betapa hatiku tak kan pilu ..... Akan
pergi oh anaku ...
Betapa hatiku tak akan sedih ... Ayah
di tinggal sendiri ....
Betapa hatiku tak kan pedih ..... Akan
jauh oh ankau ..
Betapa hatiku tak akan perih .... Ayah
di sini sendiri ...
Pergi saja oh anaku .... tunaikanlah
tugasmu
pergi .. pergi oh anaku ..... ayah
kan mendoakanmu
Selamat
jalan anaku ...
(ayah)