Terima kasih anda telah mengunjungi blog ini, semoga apa yang kami sajikan ini dapat memberi manfaat bagi semuanya (admin by casroni)
RSS

Bahasa Rasa Seorang Ayah



Tiga tahun lalu mereka datang, sekelompok anak-anak yang memiliki harapan menjulang, setiap sosoknya membersitkan langkah yang begitu tegar. Mereka adalah anak-anak kelas XII IPA SMA Negeri 4 Jambi.
Mereka adalah anak anak yang saat ini berada dihadapanku, anak-anak yang pintar  meski terkadang nakal ... yang sebentar lagi akan meninggalkanku, meningggal kenangan yang tlah lama terukir, ..... entah untuk berapa lama, yang kutahu mereka kini tidak akan bisa lagi berkumpul dan bercanda seperti dulu lagi disini.... di “rumah yang nyaman ..... rumah yang penuh dengan sejuta kenangan.
Suatu malam ... saya bersujud dengan khusuk dalam balutan malam yang dingin ... rintik hujan sesekali terdengar jelas, semakin menambah kebekuan dimalam itu ... dalam sujudku aku memohon padamu ya Allah ... ya Allah jangan biarkan mereka pergi tanpa arah yang jelas ... ya Allah tunjukanlah jalan terang buat mereka .... jalan yang akan membawa mereka senantiasa dalam ridhomu ya Rabb.
Dan malam semakin larut .... aku terlelap dalam mimipi ... desir angin malam itu membantah kebekuan hati yang sedang gundah... gundah akan kehilangan  anak anak yang ayah sayangi ..... anak anak yang ayah banggakan, semoga mereka tetap menjadi anak anak ayah yang membanggakan.
Dalam mimpi itu ... aku melihat mereka diatas sebuah biduk ditengah lautan yang membiru, luas dan penuh ombak  ..... dengan jelas mereka melambaikan tangan .... dan sayup sayup kudengar kata-kata sendu dari bibirnya ... dengan suara parau mereka mengatakan ..... selamat tinggal ayah ... selamat tinggal ayah. Sambil gontai akupun membalas lambaian tangan mereka,  seraya kuucapkan ... selamat tinggal anaku ... selamat tinggal anaku . Tak terasa butiran bening air mataku menetes penuh rindu ....
Semakin lama lambaian tangan meraka semakin tak terlihat .... begitu juga dengan biduk yang mereka tumpangi ... entah mereka pergi ke mana .. namun yang pasti mereka telah meninggalkan “ayah” sendirian .... dan tak akan kembali lagi ...di rumah ini, di rumah yang penuh dengan sejuta kenangan.
Anaku ....
Tak terasa... hari ini ... kita telah berada pada sebuah lorong waktu yang membawa kita dipenghujung masa .... setelah sekian lama kita dipertemukan dalam suasana yang penuh kebersamaan dan kekeluargaan. Masa dimana kita semua harus merelakan bahwa yang pasti Tuhan akan memisahkan kita untuk satu tujuan, mencari jati diri dari sekedar abu-abu putih.
Menjelang senja ... mimipiku  masih saja terbuai oleh kenangan bersama mereka, saat dimana kita masih  saling berbagi rasa ... berbagi cerita. Semakin kucoba untuk menepisnya semakin kurasa kerinduan itu menerpa anganku.
Senandung adzan subuh membangunkanku dari mimpi itu. Dan akupun tertunduk lesu dalam balutan rindu.
Anaku ...
ayah akan tetap melukis mimpi itu walau  gelap ....
ayah kan tetap melangkah walau lelah.
Ayah kan tetap mendoa meski  hampa
Dan ayah kan tetap mengingatmu walau jauh
Anaku .... waktu akan terus berputar, dan suatu saat sampailah kita pada satu titik ..... titik yang mungkin sangat mengharukan dan bahkan mungkin terbesit  keinginan untuk tidak pernah mengalaminya … Suatu moment yang mungkin akan menyesakkan dada dan ada tetesan air mata.
Anaku ….. biarkan butiran air mata ini jatuh sesukanya, biarkan dia mengalir, mengucap kata seindah-indahnya. Biarkan dia menemani kita di hari ini. Biarkan…..Karena dia memang hadir untuk ini .... untuk sebuah perpisahan.
Namun, meski diantara kalian terpisah oleh jarak dan waktu ..... masih ada satu pengikat diantara kita  .... Pengikat yang akan terus mengikatkan ikatan hati dan mengeratkan tali persaudaraan kita agar terasa lebih ringan langkah kedepan.
Anaku ….. selamat melanjutkan langkahmu, selamat berjumpa lagi di tangga kesuksesan, dalam senyum yang lebih indah. Anaku ….. segala rindu yang akan muncul, segala nafas yang akan berhembus, segala harapan yang akan kita raih, segala langkah yang akan kita ayunkan, yakinlah disana ada pintu sukses, dan masuklah ke pintu itu.
Perkuat langkahmu anaku ….. yakinkan diri dan hatimu, hari esok pasti lebih cerah, hari esok adalah harapan yang harus diraih. Pandang senyumannya yang lebar, tatap wajahnya yang ceria, hari esok adalah bahagia.
Tidak usah terlalu bersedih, anaku ….. berbahagialah, karena kalian  akan menemukan suasana yang baru, bukan disini lagi, tapi disana, disebuah tempat yang kelak akan menjadikan kalian orang orang hebat. Cukuplah setiap kenangan yang telah kalian tanam, akan menjadi kenangan yang tumbuh subur, menyemaikan benih-benih sukses diantara kalian. Karena kita tak harus disini, kalian tak harus selalu bersama, kalian harus melanjutkan langkah ini, mungkin ke tempat yang lain, yang siap untuk kalian tapaki.
Hari ini, jiwa dan naluri kita kembali terluka atas perpisahan raga. Namun percayalah anaku ….. hati kita akan selalu terikat. Jalinan ukhuwahnya akan semakin erat, semakin jauh ragamu melangkah, semakin hatimu mendekat.
Tak ada kata yang pantas terucap anaku ….. hanya derai bening yang selalu bertaburan, mengucap selamat jalan, silakan lanjutkan perjuanganmu ke arah yang lain, ditempat yang baru, yang akan menjadi jarak pertemuan kita.
Perpisahan itu akan selalu ada, karena kita pernah berjumpa, bersama, dalam canda tawa dan bahagia. Setiap tetes airmata yang tertumpah di hari ini, akan menjadi saksi atas jalinan ukhuwah yang selama ini kita simpul seerat-eratnya.
Jika suatu saat kalian datang disini ayah berharap kalian bisa singgah ke” rumah” ini, rumah yang dulu pernah kalian tempati bersama ayah, dan kelak ayah ingin melihatmu seperti ketika engkau  dalam dekapanku
Akhirnya di penghujung perjumpaan ini atas nama pribadi dan guru fisika bapak menyampaikan permohonan maaf apa bila dalam kebersamaan diantara kita terdapat kilaf dan dosa, dan semoga kebersamaan ini tetap terajut utuh  tuk mecari makna hidup yang lebih luas.
Diakhir catatan ini ayah ingin melantunkan sekilas lagu
Betapa hatiku tak kan pilu ..... Akan pergi oh anaku ...
Betapa hatiku tak akan sedih ... Ayah di tinggal sendiri ....
Betapa hatiku tak kan pedih ..... Akan jauh oh ankau ..
Betapa hatiku tak akan perih .... Ayah di sini sendiri ...
Pergi saja oh anaku .... tunaikanlah tugasmu
pergi .. pergi oh anaku ..... ayah kan mendoakanmu
Selamat jalan anaku ...
(ayah)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS